Renungan Ibadah Minggu 29 Juni 2025

Mengasihi Kepada Semua Orang
1 Tesalonika 3:11-13

3:11 Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu. 3:12 Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih
seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu. 3:13 Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudusNya.

 

Surat 1 Tesalonika ditulis oleh Paulus, Silwanus, dan Timotius kepada jemaat di Tesalonika yang masih muda dalam iman. Mereka menghadapi penganiayaan (1 Tes 2:14), dan Paulus mengutus Timotius untuk menguatkan mereka (1 Tes 3:1-5). Setelah mendapat kabar baik tentang keteguhan iman mereka (1 Tes 3:6-8), Paulus menulis bagian ini sebagai doa syafaat bagi jemaat. Paulus rindu bertemu jemaat Tesalonika, dengan menyatakan: Ia memohon agar Allah dan Yesus sendiri (penekanan pada Αὐτὸς ὁ θεὸς – “Allah sendiri”) yang membuka jalan untuk kunjungannya ke Tesalonika, menunjukkan kasih dan rindu kepada Jemaat dan semua keinginannya tergantung mutlak pada Tuhan. Tetapi ada halangan (mungkin penganiayaan atau rencana Allah). Ia melibatkan Allah Bapa dan Yesus Kristus sebagai sumber pemeliharaan, menunjukkan kesatuan Bapa dan Anak dalam karya keselamatan.  Kasih jemaat diminta untuk bertambah (Yunani: pleonazō = melimpah) baik sesama orang percaya (allēlōn) maupun semua orang (termasuk yang menganiaya mereka). Kasih adalah tanda kedewasaan iman. Dengan tujuan akhir: “Tak bercacat dan kudus” saat Kristus datang. Kasih Kristen bukan hanya untuk sesama anggota gereja tetapi juga untuk dunia yang memusuhi (Mat 5:44). Contoh: Yesus mengasihi orang Farisi yang menolak-Nya. Selain mengasihi, mari kita menjaga kekudusan untuk menyambut Tuhan (Ay. 13). Kedatangan Kristus adalah motivasi untuk hidup kudus. “Tak bercacat” = Integritas dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Evaluasi hidup—apakah kita semakin serupa Kristus atau terjebak kompromi?Seperti Paulus rindu bertemu jemaat, Tuhan juga rindu bersatu dengan kita serta kita dapat mengasihi semua orang dengan dasar kasih Yesus Kristus. Walau banyak rintangan yang menghadang, Tuhan akan membuka jalan bagi kita yang mengasihiNya.

Kesimpulan

Seperti Paulus mengajak Jemaat Tesalonika, demikianlah kita agar dapat bersatu dengan Kristus dan menampakkan/ memperdalam ajaran kasihNya: kasih tanpa syarat, mengasihi setiap orang dengan sungguh dan tulus. Kita mengasihi karena Tuhan Yesus telah dahulu mengasihi dengan menyerahkan nyawaNya untuk menebus kita orang berdosa sehingga kita merespons kasih Allah yang begitu besar dengan mengasihi semua orang serta menjaga kekudusan sebagai persiapan akhir zaman, percaya bahwa Tuhan yang memberikan jawaban ketika banyak hal yang kita lalui terasa berat, rumit dan sulit. Semua akan indah bila sesuai kehendak/ rencana-Nya.

Kasih yang berlimpah dan hidup kudus adalah persiapan terbaik untuk menyambut Yesus. (RSL)

Warta Jemaat dapat didownload di sini