Bahan Sermon PJJ 16 Juni 2021

PJJ Tgl 16 Juni 2021 : I Timotius 5:1-8.

Tatanan / Etika orang Kristen dalam beriman dan berbudaya

===================================   

Surat ini dari Paulus kepada Timotius sebagai surat penggembalaan yang melayani di Efesus, agar Timotius mampu menempatkan diri ditengah-tengah masyarakat dalam menyampaikan injil.  Sebagai orang yang masih muda harus mampu meyatakan kebenaran melalui sikap hidup sehingga: ketika berhadapan dengan orang tua, masih muda dan kepada para janda, kasih Tuhan tetap terbuka bagi mereka.

 Kata‘orang yang tua, (Yun. Presbuteros):  penatua’ ataupun usianya lebih tua’.  Johanes Calvin mengatakan bahwa orang  tua bukannya tidak boleh ditegur dan lalu dibiarkan saja berbuat dosa tetapi menyatakan kebenaaran sehingga harus menegurnya dengan cara yang lebih hormat / lembut.

  1. Sebagai anak: Belajarlah hidup benar dan tertib (meteh orat), sebab kalak sila meteh orat nge si labo rorat, tapi simeteh orat nge banci nggeluh rorat. Perintah untuk menghormati orang lebih tua sangat penting, bahkan sama pentingnya dengan menghormati Tuhan. Im.19:32.“Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut akan Allahmu; Akulah Tuhan Allahmu.   Paulus : menganalogikan kepada keluarga. mengapa? Karena dalam keluarga pasti memiliki ikatan yang tidak bisa diputuskan untuk memperlakukan saudara-saudara seiman layaknya sebagai keluarga.
  2. Sebagai orang tua, jangan menolak tegoran oleh karena memang karena kesalahan atau kekurangan kita, tetapi terimalah tegoran mereka sebagai kasih sayang.    
  3. Janda yang benar-benar janda: Siapakah Dia: Ayt 9-16: Hidub sebatang kara, tidak berharta/ hidup miskin, usia min 60 tahun/ tidak produktif bekerja, sekali saja ia bersuami, tidak punya anak cucu. Seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri   Peringatkanlah hal-hal ini juga kepada janda-janda itu agar mereka hidup dengan tidak bercela.  Kewajiban mereka adalah “berbakti kepada orang tua” yang termasuk di dalamnya merawat serta memperhatikan kesejahteraan hidupnya. Hal Ini menunjukkan bahwa Allah sangat penting, dan menyadi kesaksian nyata bagi orang percaya,  ayat ke-8 menegaskan: “Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.”  
  4. Janda yang bukan janda: Hidup tidak teratur, hidup bermewah-mewah, kurang beretika dan sering kawin cerai, harus diperingatkan agar jangan sempat merusak hidupnya dan hidup orang lain.

Etika hidup orang Kristen yang beriman dan berbudaya. 

  1. Tetap mengasah diri dengan Firman Allah, doa dan ucapan syukur. Kekuatan yang bersumber dari Tuhan eme erbahanca kita ngasup nerangi alu kebenaren ibas Tuhan nari. Erkiteken sie harus sipelajari ras ise kita berhadapen, gelah sieteh sikap sipayo ncibalken pengerana ras nehken K Dibata. Contoh: Kalak simetua: umumna perate-ate, katana akapna situhuna, harus iperdiateken, ibegiken, lalap ngeranai, rusur nuruhi, murah pergelut, murah teriluh. Kalak dewasa: Petkal njabpi, ibas kaipe labo serius, suka menantang, janah nggitkal diam dan menutup diri. Anak-anak: egois, melala menuntut, butuh perhatian, butuh sanjungan, ngidoi, murah ngandung. Alu bage adi karakterna bagi orang tua tentu kita ncibalken diri sebagai anak, adi karakterna bagi anak-anak, kita berlaku sebagai orang tua, ras seterusna. Cara sibageme maka injil banci iberitaken. Memang budaya Timur, orang tua senantiasa ditempatkan pada posisi “benar”.    Tapi Firman Tuhan mengajarkan, bahwa dalam pengajaran dan peneguran bukanlah masalah usia, tetapi selalu  didasari oleh motivasi yang benar, yakni membangun, dan memperlengkapi bukan menjatuhkan, apalagi menjatuhkan.
  • Sebagai warga masyarakt kita la terlepas ibas budaya, janah ije kita ituntut menciptaken harmonisasi dalam hubungan antar anak muda dengan orang tua dan terutama terhadap para janda. Tentunya tatanan budaya memperlihatkan ketertiban, keteraturan, kesopanan dan mengedepankan nilai-nilai etika dan moral. Dalam bimbingan lit 9 sumbang/ etika hidup, dalam tatanan hidup ketika bangun tidur sampai kembali ke tempat tidur. Dasar dari semuanya itu adalah bagaimana kesadaran kita terhadap membangun nilai-nilai yang berlaku bagi masyarakat dalam rangka menyaksikan kebenaran Firman Tuhan. Budaya membentuk kita: Meteh mela, meteh mehangke, ras meteh mbiar, dan Tuhan mengajari kita takut dan taat kepada ajaran firmanNya yakni mengasihi Allah dengan segenap hidup, dan mengasihi sesama dengan penuh cinta kasih. Jadi nili-nilai budaya tetap diterangi oleh Allah.