Khotbah Minggu 1 Desember 2019

Beritakanlah: Allah Datang Mengampuni Dosamu

Yesaya 40:1-8  

 Berita kelepasan

40:1 Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu, 40:2 tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN dua kali lipat karena segala dosanya. 40:3 Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! 40:4 Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; 40:5 maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya.” 40:6 Ada suara yang berkata: “Berserulah!” Jawabku: “Apakah yang harus kuserukan?” “Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang. 40:7 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembusnya dengan nafas-Nya. Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput. 40:8 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.”


Adven dalam bahasa Indonesia berarti kedatangan. Pada zaman dahulu Adven  dipakai untuk Hari Raya Natal, yakni hari kedatangan Tuhan Yesus di dunia ini. Kemudian, berkembang “Adven” dipakai sebagai suatu masa persiapan menyambut hari Natal dan kedatangan Tuhan Yesus kembali. Mungkin timbul pertanyaan, bagaimana mungkin kita menantikan kedatangan Tuhan kembali sementara kita tahu bahwa Ia telah datang? Dalam masa Adven ini kita menantikan kelahiran Tuhan Yesus, dan juga kedatangan-Nya yang kedua kali. Kita menantikan Tuhan setiap saat sama seperti kita setiap hari berdoa, “Datanglah kerajaan-Mu…”

Kita sadar bahwa keselamatan masih merupakan pengharapan. Dari bacaan ini, kita belajar dari Nabi Yesaya tentang pandangannya mengenai kehidupan Israel di pembuangan Babil. Ketika waktu perhambaan akan berakhir terjadi karena janji Allah akan dinyatakan dengan memberikan pengampunan dan pengudusan. Hal ini terjadi bukanlah karena kemampuan Israel sendiri, tetapi sebagai bukti karya besar Allah yang dinyatakan atas umat-Nya bahwa Tuhan adalah setia dalam kasih-Nya. Untuk merayakan kebebasan inilah Israel melakukannya dengan suatu arak-arakan kebesaran dan menjadikan Allah sebagai pemimpin-Nya. Kemenangan bukanlah sekedar sukacita, namun pembenahan hidup secara utuh. Oleh karena itu, persiapkan jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan  bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran. Apa saja yang menghambat dan mencederai hubungan Allah dengan umat-Nya harus dibersihkan. Inilah suatu penegasan atas pentingnya persiapan hati dan iman dalam menyambut Tuhan dalam Adven ini. Artinya kita sebagai orang-orang percaya harus menyiapkan hati dan jiwa dengan penuh pertobatan melalui suatu tindakan atau aksi nyata bahwa kita memang siap menyambut Tuhan yang telah membebaskan kita dari  dosa dan kematian. Kita diminta untuk selalu setia dan siap, serta berjaga-jaga dengan terus membenahi cara hidup kita terhadap diri kita, terhadap sesama, terhadap alam lingkungan, dan terhadap Tuhan.

Seorang aktor Hollywood mengalami suatu penyakit parah. Dokter pribadinya mengatakan penyakitnya bisa merenggut nyawanya dalam hitungan 36 jam. Harus segera dilakukan tindakan oprasi. Aktor yang selama ini tidak pernah peduli akan iman dan hal rohaninya karena kesibukan, dan bahkan tidak pernah berdoa. Dia mengatakan, “Saya lebih banyak belajar tentang diriku dalam kurun waktu 36 jam, daripada 36 tahun sudah hidupku. Sekarang saya belajar menikmati doa-doaku. Doa itulah yang menguatkan saya untuk mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinan hidup atau mati. Dan ketika saat-saat terakhir hidupku saya bahkan bersuka cita menyambutnya. Itulah buah doaku yang memampukan saya mempersiapkan segala sesuatu untuk Tuhan. Renungan: Injil tidak berkata: berbahagialah bagi orang yang menikmati kedamaian di dunia ini, tetapi orang bahagia adalah “orang yang membawa damai” (Mat 5:9). Yakni orang yang membuat damai Kristus menjadi kenyataan di dalam dunia. Orang yang ikut berjuang untuk kedamaian, mampu mengubah dunia, mempertemukan mereka yang jauh dan yang membangun perdamaian dan cinta kasih diantara sesama. (Pdt. Maslon Ginting).