Renungan ibadah minggu 10 Agustus 2025

“Ukur tetap Ipelimbarui

(Hati/ Rohani Tetap Di Perbaharui)”

2 Korintus 4:16-18

 

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. 4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. 4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

 

Surat 2 korintus ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat di korintus untuk membela pelayanannya, menyatakan ketulusan motivasinya, dan menguatkan jemaat di tengah penderitaan dan tantangan. Dalam pasal 4, Paulus menggambarkan bagaimana dirinya dan para pelayan Injil mengalami tekanan, penderitaan, bahkan kematian, namun tetap kuat karena kuasa Allah yang bekerja dalam kelemahan mereka (lih. ayat 7-15).

Ayat 16-18 adalah penutup dari bagian ini, di mana Paulus menegaskan mengapa dia tidak tawar hati: fokusnya bukan pada penderitaan jasmani yang sementara, tapi pada pembaruan rohani setiap hari, dan kemuliaan kekal yang Tuhan sediakan.

 

Berikut Penjelasan 2 Korintus 4 :16-18

Ayat 16 – Tidak Tawar Hati

Walau tubuh kita makin lemah dan menua (“manusia lahiriah merosot”), jiwa kita justru terus dibaharui oleh   Tuhan tiap hari (“manusia batiniah diperbarui”). Ini adalah karya Roh Kudus yang membentuk kita melalui firman, doa, dan penderitaan. Karena itu, kita tidak putus asa – sebab kekuatan kita bukan dari diri sendiri, tapi dari Allah.

Ayat 17 – Penderitaan Yang Menghasilkan Kemuliaan

Penderitaan yang kita alami sekarang terasa berat, tapi dibandingkan dengan kemuliaan kekal yang menanti, semua itu ringan dan sesaat. Penderitaan bukan sia-sia – justru Tuhan memakainya untuk membentuk kita dan mempersiapkan kita bagi sesuatu yang jauh lebih mulia dan kekal.

 

Ayat 18 – Fokus Pada Yang Kekal

Kita diajak untuk tidak berfokus pada yang kelihatan, yaitu hal-hal duniawi dan sementara, tapi kepada yang tak kelihatan – janji Allah, kehadiran-Nya, dan kehidupan kekal. Hidup oleh iman berarti melihat dengan mata rohani dan memprioritaskan apa yang kekal, bukan yang fana.

 

Demikianlah minggu ini adalah liturgi minggu kategorial Saitun. minggu ini mengingatkan kita pada Saitun adalah orang -orang yang sudah berusia 60 tahun  keatas  dimana mereka telah melalui banyak pengalaman dan berbagai dinamika kehidupan. Minggu ini mengingatkan kita kepada orangtua kita yang memiliki berbagai persoalan, penderitaan seperti tubuh melemah/merosot, banyak sakit yang muncul belum lagi masalah anak-anak, mantu atau cucu. kita di ingatkan melalui firman hari ini untuk :

  • Jangan menyerah, karena di balik kelelahan jasmani, Allah memperbarui batin kita. saat tubuh lemah atau hidup terasa berat, ingat: Allah sedang membentuk kita.
  • Penderitaan bukan akhir cerita – ada kemuliaan kekal yang menanti. Tidak biarkan penderitaan membuatmu pahit – lihatlah dari perspektif kekekalan. arahkan pandangan pada yang kekal, bukan yang sementara.
  • Latih diri untuk hidup dengan iman, bukan hanya dengan perasaan atau penglihatan. percaya Tuhan memberkati dan menyertai saitun dan terus diperbaharui iman dengan kita membaca Firman, melakukannya, berdoa tiada henti, saat teduh, bernyanyi dan beraktivitas dengan semangat dan sukacita, tetap berpengharapan pada Tuhan dengan tidak tawar hati.
  • Sebagai anak atau orang yang lebih muda menghargai dan menghormati saitun sebagai orangtua kita. Mengasihi mereka dengan tulus dan menyediakan waktu bagi mereka. (RSL)

 

Warta Jemaat dapat didownload di sini