
“Tutus Erdahin I bas Dahin Kristus”
Kolose 1 : 3 – 8
Ucapan syukur dan doa1:3 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu,
1:4 karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,
1:5 oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil,
1:6 yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya.
1:7 Semuanya itu telah kamu ketahui dari Epafras, kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia.
1:8 Dialah juga yang telah menyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh.
Surat Kolose ini ditulis Paulus karena situasi jemaat Kolose
• Lokasi: Kolose adalah kota kecil di wilayah Frigia (Asia Kecil, sekarang Turki), tidak sepenting kota-kota seperti Efesus atau Laodikia.
• Pendirian Jemaat: Jemaat Kolose kemungkinan besar didirikan oleh Epafras (Kolose 1:7), seorang rekan sepelayanan Paulus, selama pelayanan Paulus di Efesus (Kisah Para Rasul 19:10).
• Ancaman Ajaran Sesat: Jemaat Kolose menghadapi pengaruh ajaran campuran yang menggabungkan tradisi Yahudi (misalnya hukum sunat dan makanan), filsafat Yunani, dan pemikiran mistisisme Timur (Kolose 2:8, 16-23). Ajaran ini merendahkan kedudukan Kristus dan menekankan penyembahan malaikat serta praktik asketisme.
• Walaupun banyak masalah dan ajaran sesat yang muncul jemaat kolose, Paulus mengucap syukur atas pertumbuhan rohani mereka (Kolose 1:3-8), karena meskipun Paulus belum pernah bertemu langsung dengan mereka (Kolose 2:1), ia bersyukur bahwa Injil telah berbuah dan berkembang di tengah mereka. Iman, kasih, dan pengharapan jemaat Kolose terus ada dan berbuah. Berikut poin-poin utamanya:
1. Ucapan Syukur atas Iman Mereka (ay. 3-4)
Paulus dan Timotius selalu berdoa dengan syukur untuk jemaat Kolose karena mereka telah mendengar Injil dan beriman dalam Kristus. Iman mereka disertai kasih kepada semua orang kudus (sesama orang percaya), yang berasal dari pengharapan di surga (ay. 5).
2. Kuasa Injil yang Berbuah (ay. 6-7)
Injil telah sampai ke Kolose dan berbuah serta berkembang di seluruh dunia, termasuk di antara mereka. Epafras (seorang rekan sepelayanan Paulus) telah memberitakan kebenaran Kristus kepada mereka dan menjadi pelayan yang setia (ay. 7).
3. Kasih yang Diberikan oleh Roh (ay. 8)
Epafras juga memberitahukan kepada Paulus tentang kasih jemaat Kolose yang digerakkan oleh Roh Kudus, menunjukkan bahwa iman mereka nyata dalam perbuatan.
Aplikasi teks dalam hidup kita:
1. Hidup dalam Iman, Kasih, dan Pengharapan
Seperti jemaat Kolose, kita dipanggil untuk memiliki iman yang aktif (percaya kepada Kristus), kasih yang nyata (kepada sesama), dan pengharapan yang teguh (pada janji kekal Allah) walaupun banyak masalah, rintangan dan pergumulan dalam kehidupan kita.
2. Bersyukur atas Pertumbuhan Rohani
Paulus mengajarkan pentingnya mengucap syukur untuk pertumbuhan iman orang lain. Kita juga harus menghargai dan mendoakan sesama orang percaya.
3. Injil yang Berbuah dalam Hidup Kita
Firman Tuhan harus berbuah dalam hidup kita dengan mengubah karakter, perkataan, dan perbuatan kita. Kita juga dipanggil untuk membagikan Injil, seperti Epafras yang setia memberitakannya.
4. Pelayanan yang Setia
Epafras menjadi contoh hamba Tuhan yang setia. Kita dapat belajar melayani, bekerja dengan tekun, baik di dalam pekerjaan, linkungan gereja, keluarga, atau masyarakat. Sehingga apapun yang kita lakukan membawa pengaruh dan menjadi berkat bagi semua orang. Iman, kasih dan pengharapan kita menghasilkan buah yang manis dan dapat dirasakan orang lain. (RSL)