PA PERMATA, 27 Juli – 02 Agustus 2025

Jangan Terburu-Buru

Nas: Amsal 24:6

Amsal 24:6

Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak.

Tema: Jangan Terburu-Buru

Pernikahan Kristen. Fenomena: Gen Z: Banyak yang berminat menikah muda/usia dini

Agar PERMATA GBKР
1. Memahami dan menjelaskan apa yangdimaksud dengan perencanaan dan peperangan sesuai dengan nas
2. Mempersiapkan pernikahan dengan matang

Metode: Inventarisir (Dampak Negatif dari PernikahanDini)

I. PENDAHULUAN
Sudahkah kamu menemukan orang yang kamu cintai. Jika belum, jangan pernah berhenti untuk mendoakannya kepada Tuhan agar menemukannya. Jika sudah, jangan terburu-buru untuk mengambil keputusan apakah dia adalah orang yang sepadan untuk menjadi pendamping hidup. Kita harus tetap mengingat bahwa perlu memberi diri cukup ruang untuk menilai hubungan, saling mengenal dan menetapkan pilihan, sebab hanya kematianlah yang kelak dapat memisahkannya.

II. ISI
Kitab Amsal, Ayub dan Pengkhotbah, merupakan bagian dari tulisantulisan hikmat pada Perjanjian Lama. Kitab-kitab dari Perjanjian Lama dalam Bahasa Ibrani biasanya diberi judul menurut kata-kata pertama kitabnya. Oleh karena itu, Kitab Amsal seharusnya berjudul misyle syelomo (Amsal-amsal Salomo). Itulah sebabnya, dalam kitab Bahasa Indonesia kitab ini diberi judul Amsal. Menurut tradisi orang Yahudi, sesuai dengan kata-kata yang tercantum dalam Amsal 1:1, kitab ini ditulis Raja Salomo. Kitab Amsal berisi tulisan tentang hikmat Perjanjian Lama yang sangat fundamental. Maka terlihat hikmat itu adalah sarana yang dipergunakan Tuhan di dalam menciptakan dunia (Amsal 3:19-20).4 Istilah Ibrani mashal, yang diterjemahkan “amsal”, bisa berarti “ucapan” orang bijak, perumpamaan, peribahasa berhikmat, petuah-5
———————–
4 Risnawaty Sinulingga, Amsal Pasal 1-9 (Seri Tafsir Alkitab Kontekstual-Oikumenis), Jakarta: BPK-GM,2022, hlm. 1-2.
5 Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Malang Jawa Timur: Gandun Mas, 2015, hlm. 961

Amsal 24:6 merupakan petuah, yang mengajarkan bahwa hikmat bersama kekuatan adalah ideal di Israel (Lih. Dan. 1:4; 2:23; Yes.11:2; dan teristimew agambaran Daud dan Salomo). Daud adalah pahlawan yang kuat karena itu membimbing kekuatan menuju sukses (Lih. Ams. 20:18).6 Petuah dan Salomo adalah raja yang bijak. Hikmat lebih tinggi daripada kekuatan, Salomo dalam nas ini menerangkan bahwa hidup adalah ibarat sebuah peperangan yang tidak pernah berhenti. Oleh sebab itu, kita senantiasa harus mempersiapkan diri. Banyak orang menghadapi kenyataan ini dengan respon
yang salah. Pernahkah kita mendengar istilah “grasah-grusuh”? Kata ini berasal dari ungkapan bahasa Jawa yang berarti “gegabah” atau tidak bertindak dengan perencanaan matang. Akibatnya, apa yang dikerjakan menjadi tidak maksimal dan banyak keputusan yang kemudian disesali dalam
hidup. Melalui kitab Amsal, Raja Salomo mengingatkan kita melalui analogi militer yang berbunyi “hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang.” Hal ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa kehidupan ini memerlukan sebuah perencanaan yang dibuat dengan hikmat, kepandaian,
pengertian, dan kebijaksanaan. Salomo juga memberikan tips dalam membuat sebuah perencanaan, yakni dengan banyak mendengar nasihat yang akan memampukan seseorang untuk membuat sebuah rencana yang baik dan matang. Jangan biarkan hidup berlalu sia-sia karena kita lalai atau malas berencana. Rencana lahir dari hikmat, dan hikmat berasal dari takut akan Tuhan (Ams.1:7).

“Kemenangan tergantung pada penasihat yang bijak”. Nasihat, seperti juga kekuatan, diperlukan untuk peperangan: raja-raja dan negaranegara, sebelum mereka memasuki peperangan, seharusnya tidak hanya mempertimbangkan dengan baik keadilan dari tujuan mereka, tetapi juga harus berkonsultasi apakah mereka memiliki cukup dana dan daya untuk melaksanakannya; dan harus mengadakan pertemuan dengan metode yang paling bijaksana untuk menyerang musuh, atau membela diri mereka sendiri; dan di atas segalanya, harus meminta nasihat Tuhan. Dan ini berlaku untuk peperangan rohani kita dengan dosa, setan, dunia, dan guru-guru palsu; yang membutuhkan tidak hanya kekuatan untuk berperang dengan mereka, tetapi nasihat yang bijaksana, agar kita dapat memahami dan menjaga terhadap kelicikan, tipu daya. Terutama harus diminta dari Tuhan, dan dari orangorang yang baik, berpengalaman dan terampil. Sebab jikalau penasihat banyak, keselamatan ada (Ams. 11:14).

III. APLIKASI
Di Indonesia, menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019, batas usia minimal untuk menikah bagi laki-laki dan perempuan adalah 19 tahun. Hal ini tercantum dalam Pasal 7 ayat 1 UU Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang hlm. 485.
—————————-
6 Dianne Bergant, Robert J. Karris, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisius, 2002,

Perkawinan. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), usia ideal menikah bagi perempuan adalah 21 tahun, sedangkan untuk laki-laki adalah 25 tahun. BKKBN menyatakan bahwa perkawinan usia anak dapat menyebabkan pasangan tidak siap dan berujung pada perceraian. Maka dari itu, jika kurang dari batas usia tersebut, maka pasangan bisa disebut melakukan pernikahan dini, yang tidak baik bagi keduа belah pihak.

Menikah merupakan salah satu keputusan terbesar dalam hidup seseorang. Bukan hanya menyatukan dua individu yang berbeda, tetapi menikah ada awal dari kehidupan berkeluarga dan komitmen seumur hidup. Selain memerlukan kesiapan fisik dan mental, menikah juga harus ada persiapan keuangan.
Dalam kekristenan, pernikahan ada perjanjian sakral antara seorang pria dan wanita yang diikat oleh Allah. Pernikahan adalah penyatuan rohani yang melibatkan Tuhan secara proaktif dalam setipa pengambilan keputusan. Pernikahan adalah rencana Allah yang istimewa.
Oleh sebab itu, janganlah kiranya mengambil keputusan yang terburu-buru untuk menikah. Libatkan Tuhan dan orang-orang baik serta berpengalaman sebelum mengambil keputusan. Seperti halnya berperang yang penuh perencanaan matang, demikianlah juga ketika kita mengambil keputusan untuk menikah. Pengenalan, doa, perencanaan, dan dukungan dari orang-orang bijaksana (khususnya orangtua) sangat mempengaruhi kematangan pernikahan yangkelak akan dibangun. Oleh sebab itu seperti tema PA kíta jangan terburu-buru. Pastikan semua dalam

IV. METODE: Iventarisir


Dampak Negatif Pernikahan Dini
1. Rentannya putus sekolah
2. Rentannya terjadi KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
3.
4.

V. USULAN LAGU
Semua Baik

Pdt. Mira Mutianta Br. Sinulingga, S.Th
Pendeta Tugas Khusus PERMATA GBKP