Renungan Ibadah Minggu, 22 Juni 2025

“Satu Hati Dan Satu Suara Memuliakan Allah”

(Roma 15: 1 ~ 6)
Orang yang lemah dan orang yang kuat
15:1 Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. 15:2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. 15:3 Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: “Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku.” 15:4 Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. 15:5 Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, 15:6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.

Teks Khotbah adalah bagian dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, yang berfokus pada pentingnya kesatuan, kerendahan hati, dan keteladanan Kristus dalam kehidupan komunitas Kristen, terutama dalam konteks perbedaan keyakinan dan kebebasan orang percaya. Latar Belakang Roma 15: 1 – 6
1. Konflik dalam Jemaat Roma:
• Jemaat di Roma terdiri dari orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi (Gentile) yang memiliki perbedaan pandangan tentang hukum Taurat, makanan, dan hari-hari raya (Roma 14:1-23).
• Beberapa orang (mungkin Kristen Yahudi) merasa harus mempertahankan tradisi seperti pantang makanan tertentu atau menghormati hari-hari khusus, sementara yang lain (Gentile) merasa bebas karena iman mereka dalam Kristus.
• Hal ini menimbulkan ketegangan: yang “kuat” (yang merasa bebas) mungkin merendahkan yang “lemah” (yang masih berpegang pada tradisi), dan yang “lemah” menghakimi yang “kuat”.
2. Tujuan Paulus:
• Paulus ingin mengajarkan kesatuan dalam keragaman, menekankan bahwa kasih lebih penting daripada hak pribadi.
• Ia mengingatkan bahwa Kristus adalah teladan utama dalam menerima dan menguatkan sesama (Roma 15:3, mengutik Mazmur 69:9).
Penjelasan Roma 15:1-6 Ayat 1-2: Tanggung Jawab Orang yang “Kuat” “Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan tidak boleh mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.”
• “Yang kuat” = Orang Kristen yang memahami kebebasan mereka dalam Kristus (mis., boleh makan apa saja).
• “Yang lemah” = Orang yang masih terikat tradisi atau hati nuraninya yang sensitif.
• Prinsip: Orang yang “kuat” harus mengutamakan kasih dan pertumbuhan rohani sesama daripada hak atau kebebasan pribadi.Ayat 3: Teladan Kristus “Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri.”
• Yesus mengorbankan hak-Nya untuk menyenangkan Bapa dan melayani manusia (Filipi 2:5-8).

Ini menjadi dasar bagi orang percaya untuk hidup bukan bagi diri sendiri, tetapi bagi Tuhan dan sesama. Ayat 4-6: Tujuan Kesatuan dan Ketekunan “Segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita… Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu… sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu
memuliakan Allah.”
• Peran Kitab Suci: Memberi penghiburan dan pengajaran untuk menguatkan iman.
• Doa Paulus: Agar jemaat hidup rukun dan memuliakan Allah bersama-sama, meski ada perbedaan.
Aplikasi dalam kehidupan kita
1. Hidup dalam Kasih: Mengutamakan kebaikan orang lain daripada kebebasan pribadi.
2. Meneladani Kristus: Rela berkorban untuk kesatuan tubuh Kristus.
3. Bersatu dalam Pujian. Minggu ini minggu UEM (United Evangelical Mission), atau dalam bahasa Indonesia disebut Persekutuan Misi Injili Sedunia, didirikan pada tahun 1996, UEM merupakan hasil
penggabungan dari beberapa badan misi Jerman dan mitra gerejagereja di Afrika, Asia, dan Eropa adalah sebuah jaringan kerja sama gereja-gereja dan lembaga misi lintas denominasi dan negara yang
berkomitmen pada pelayanan misi, keadilan, perdamaian, dan pembangunan berkelanjutan. “Satu suara” = kesatuan dalam penyembahan dan kesaksian. Jemaat harus bersatu dalam pujian,
meskipun ada perbedaan pendapat dalam berbagai hal. Tujuannya adalah untuk memuliakan Allah. Dalam gereja: hindari perpecahan karena perbedaan pendapat kecil; fokus pada Kristus. Dalam penyembahan: bersatu dalam pujian, meskipun selera musik atau tradisi berbeda. Dalam pelayanan: Bekerja sama dan sama-sama kerja dengan satu tujuan, yaitu kemuliaan Allah. (RSL)

Warta Jemaat dapat didownload di sini