Renungan ibadah minggu 27 April 2025

“Tubuh Peduakaliken Ngaloken Kegeluhen Si Mbaru/

Kelahiran Kembali Menerima Kehidupan Baru”

Titus 3 : 1 ~ 8 a

 3:1 Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik. 3:2 Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang. 3:3 Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci. 3:4 Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, 3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, 3:6 yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, 3:7 supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita. 3:8 Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia.

 Penulis surat ini adalah Rasul Paulus (Titus 1:1), Titus penerima surat, seorang rekan sekerja Paulus yang bukan Yahudi (Galatia 2:3) dan dianggap sebagai “anak rohaninya” (Titus 1:4). Tujuan penulisan surat ini adalah memperkuat kepemimpinan Titus di Kreta (Titus 1:5), melawan pengajaran sesat (Titus 1:10-16), mengajarkan kehidupan yang sesuai dengan ajaran sehat (Titus 2:1). Orang Kreta terkenal sebagai pembohong, pemalas, dan rakus (Titus 1:12, mengutip penyair Kreta, Epimenides), banyak orang yang hidup dalam kebejatan moral (Titus 1:16). Ada juga datang dari ancaman pengajaran sesat seperti : kelompok “penyunat” (legalis Yahudi) yang memaksakan hukum Taurat (Titus 1:10). Mereka memicu pertengkaran dan spekulasi teologis yang tidak berguna (Titus 3:9).

Paulus menulis bagian ini untuk:

Paulus menasihati Titus untuk mengingatkan jemaat di Kreta agar:

  • Tunduk kepada pemerintah dan penguasa. Hal Ini mencerminkan prinsip Alkitab bahwa otoritas manusia ditetapkan oleh Allah (Roma 13:1). Ketaatan ini bukan tanpa batas (Kisah 5:29), tetapi selama tidak bertentangan dengan firman Tuhan.
  • Siap melakukan pekerjaan baik Orang percaya harus aktif berkontribusi positif dalam masyarakat.
  • Menjadi pribadi yang ramah dan lemah lembut. Ciri khas orang yang telah diubahkan oleh Kristus adalah tidak mudah terpancing konflik (Matius 5:5).  Sebagai warga negara, kita harus menghormati hukum dan pemimpin, serta terlibat dalam membangun masyarakat (misalnya: taat pajak, menjaga lingkungan). Dalam relasi sehari-hari, kita diajak untuk menghindari gosip dan pertengkaran, tetapi menjadi pendamai (Yakobus 3:17-18).

Paulus menggambarkan keadaan manusia sebelum mengenal Kristus:

  • Kejahilan (kebodohan rohani): Hidup tanpa pengenalan akan kebenaran Allah.
  • Dikuasai nafsu dan kebencian: Kehidupan yang egois dan merusak.

Mengingat masa lalu yang gelap membantu jemaat bersyukur untuk anugerah keselamatan yang diberikan Yesus Kristus yang juga mengingatkan untuk berbelas kasih kepada orang yang belum percaya, karena dahulu sama seperti mereka.  Keselamatan dari Tuhan Yesus merupakan anugerah bukan karena hasil usaha manusia. Keselamatan berasal dari kemurahan Allah (ayat 4-5), bukan karena perbuatan baik manusia, tetapi karena kasih-Nya yang tak bersyarat (Efesus 2:8-9). Motivasi untuk hidup benar bukan karena takut hukuman, tetapi karena syukur akan anugerah.  Dengan demikian umat Kristen dibaharui oleh Roh Kudus (ayat 5-6) hidup dalam  lahir baru/ kelahiran kembali (Yohanes 3:5) dan transformasi hidup adalah karya Roh melalui Kristus.  Dan tujuan hidup adalah hidup kekal dan kehidupan yang berbuah (ayat 7) dalam perbuatan yang baik (Ayat 8a).

Demikianlah kita sebagai umat Kristen yang ditebus, anugerah keselamatan menghasilkan tindakan nyata dengan berusaha melakukan pekerjaan yang baik dan perubahan perilaku yang buruk menjadi serupa dengan Kristus. Hal ini merupakan ciri kelahiran kembali dan menjadi manusia baru dengan anugerah keselamatan yang diterima, kita meresponnya melalui perbuatan baik, bukan supaya diselamatkan tetapi sebagai wujud syukur atas Kasih-Nya bagi kita.  Tuhan Yesus memberkati. (RSL)

Warta Jemaat dapat didownload di sini