Renungan Ibadah Minggu 23 Maret 2025

“Menunggu Pembebasan Yang Dijanjikan Tuhan”

Mazmur 119 : 121 – 128

 

119:121 Aku telah menjalankan hukum dan keadilan; janganlah menyerahkan aku kepada pemeras-pemerasku! 119:122 Jadilah jaminan bagi hamba-Mu untuk kebaikan, janganlah orang-orang yang kurang ajar memeras aku. 119:123 Mataku sangat merindukan keselamatan dari pada-Mu dan merindukan janji-Mu yang adil. 119:124 Perlakukanlah hamba-Mu sesuai dengan kasih setia-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. 119:125 Hamba-Mu aku ini, buatlah aku mengerti, supaya aku tahu peringatan-peringatan-Mu. 119:126 Waktu untuk bertindak telah tiba bagi TUHAN; mereka telah merombak Taurat-Mu. 119:127 Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih dari pada emas, bahkan dari pada emas tua. 119:128 Itulah sebabnya aku hidup jujur sesuai dengan segala titah-Mu; segala jalan dusta aku benci.

 

Mazmur 119 adalah mazmur yang memuji firman Tuhan dan menekankan pentingnya Taurat dalam kehidupan orang percaya. Penulis mazmur ini (tidak disebutkan namanya, tetapi sering dikaitkan dengan Daud) menggambarkan pengalamannya dalam menghadapi tantangan, penganiayaan, dan pergumulan, sambil tetap berpegang pada firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, penghiburan, dan tuntunan.

Pemazmur menungkapkan pilihannya bahwa ia hendak senantiasa berpegang pada Firman Tuhan (ay 121-128). Komitmen sepenuh hati pada firman akan membuat seseorang waspada terhadap perintah serta peringatan Tuhan. Pemazmur sadar bahwa pilihannya itu akan mendatangkan kebaikan serta keadilan. Sebagai hamba Allah, memiliki identitas sebagai yang dipilih oleh Allah, ia memakai hubungan dirinya sebagai hamba dengan Tuan menunjukkan bahwa pemazmur benar-benar rendah hati di hadapan Allah. Sebagai seorang pelayan, sudah sepatutnya mendengarkan instruksi Tuan dan memahami perintah Tuan, ini adalah hal yang seharusnya. Dan karena pemazmur datang dengan identitas sebagai seorang hamba meminta kepada Allah untuk memberi dirinya pemahaman, agar dia dapat memahami perintah Tuannya, agar pemazmur (sebagai pelayan) bertindak sesuai dengan kehendak Tuannya, dia juga menyatakan bahwa dia sangat menyukai firman Allah.

 

Arti kata menunggu adalah tinggal di suatu tempat untuk menunggu sesuatu yang diharapkan. Menunggu seringkali terasa berat untuk dilakukan, menungu itu sangat membosankan. Menunggu seakan tidak ada kepastian yang akan terjadi. Tetapi mau tidak mau, menunggu adalah pilihan yang selalu diperhadapkan dalam kehidupan kita setiap hari,  Contoh : menunggu saat anak pulang sekolah jam berapa,  menunggu kapan bayi akan lahir kedunia. Sekalipun sudah bulannya, kita kadang bertanya dan tidak tenang. Tema kita pada minggu Passion ke 4 ini berbicara tentang “Menunggu Pembebasan Yang Dijanjikan Tuhan”. Pembebasan yang dijanjikan Tuhan itu pasti, namun yang perlu kita persiapkan adalah hati, pikiran, jiwa dan batin kita sehingga dengan sabar dan penuh pengharapan kita menanti dan menunggu waktu Tuhan.

Kotbah kita diajak untuk tetap belajar taat dan setia  pada Allah dan FirmanNya dalam menjalani kehidupan ini, sehingga kita dapat berhikmat dalam melakukan perbuatan yang berkenan bagi Tuhan. Sekalipun kita menderita namun kita tetap memiliki hati yang siap mendengarkan suara Tuhan dan siap menerima panggilan Tuhan dengan segala konsekwesinya. Tetaplah miliki iman dan pengharapan yang teguh, karena inilah yang membuat kita sabar dalam menanti akan janji pembebasan yang Tuhan berikan kepada kita. Selamat memasuki Minggu Okuli  yaitu minggu keempat dalam masa persiapan menuju Paskah, yang berarti “mataku tetap terarah kepada Tuhan” (Mazmur 25:15a). Tuhan Yesus memberkati. (RSL)

 

 

Warta Jemaat dapat didownload di sini